Opini Monas Junior : Judul SEO Versus EYD


Judul SEO Versus EYD

Oleh : Monas Junior

Bagi yang sudah biasa berselancar di dunia maya, khusus blog atau situs media online atau toko online, tentu sudah sangat mengenal dengan istilah SEO. Apa itu SEO? Pengertian umumnya SEO dari singkatan Search Engine Optimization atau pengoptimalan mesin pencari / telusur.

SEO ini adalah serangkaian kata atau kalimat yang ditulis khusus sehingga output akhirnya adalah keyword atau kata kunci di situs mesin telusur atau mesin pencari. 

Ada banyak mesin pencari di dunia ini. Mulai dari google.com, yandex.com, baidu.com, bing.com, yahoo.com, duckduckgo.com dan banyak lainnya.

Setiap mesin pencari ini memiliki robot perambah atau crawler bots yang mencari kata-kata atau keyword untuk gudang database mereka. Keyword-keyword itulah yang nantinya akan ditampilkan sesuai apa yang diketik user atau para pencari di situs mereka.

Nah, apa hubungannya Judul SEO Vs EYD di media online?

Baiklah. Mari kita bertukar pikiran.

Baca juga : Ini Penyebab Traffic Pembaca Media Online Turun

Dari keterangan sepintar di atas, kita bisa tahu bahwa SEO sangat penting bagi industri media online. Semakin kuat SEO, semakin besar kemungkinannya bisa terindex di mesin pencari. Dan semakin banyak artikel berita yang terindex di mesin pencari, maka semakin besar pula traffic pengunjung situs media online bersangkutan.

Persoalannya adalah, kebanyakan judul SEO sedikit melanggar kaidah-kaidah EYD (ejaan yang disempurnakan) atau saat ini memakai istilah PUEBI kepanjangan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.

Bedanya di mana? Lumayan banyak.

Misal dari penggunaan besar kecil huruf di judul.

Sudah jadi patokan bahwa pada judul artikel apapun jenisnya, termasuk berita, menggunakan pola :

1. Huruf besar/kapital di depan kalimat

Misal : "Cara membuat judul seo berita dengan baik"

2. Huruf besar/kapital di depan tiap kata kecuali kata sambung

Misal : "Cara Membuat Judul SEO Berita dengan Baik"

3. Semua huruf besar/kapital

Misal : "CARA MEMBUAT JUDUL SEO BERITA DENGAN BAIK"

Tiga aturan pembuatan judul ini sudah berlaku sejak dahulu sampai saat ini. Tetapi industri media online yang menuntut kekuatan SEO, membuat hukum judul baku ini jadi sedikit terganggu.

Kenapa begitu? Karena banyak faktor.

Misal, faktor pengetikan.

Rata-rata pencari informasi di mesin telusur, tak mengindahkan kaidah penulisan yang benar. Entah karena buru-buru atau malas ngetik, rata-rata menulis tanpa menggunakan huruf kapital pada kalimat yang dicari.

Misal Si Walter sedang mencari siaran langsung bola Barcelona lawan Juventus. Maka dia akan mengetik -semisal Walter menggunakan mesin pencari Google-, "link live streaming barcelona vs juventus". Dari ketika Walter ini, bisa terlihat bahwa ia tak peduli dengan huruf besar atau kecil pada Live, Barcelona, Vs dan Juventus. Yang penting ia bisa segera dapat informasi link live streaming bola itu dengan cepat dari google.

So, akibatnya apa? Bagi penyedia kontent yang memuat informasi ini, tetapi dengan aturan huruf besar kecil, akan sulit ditemukan Google (soal ini masih debatable, tetapi banyak profesional SEO mempercayai hal ini).

Melihat fakta perilaku Walter ini, editor media online mestinya menggunakan kaidah penulisan versi Si Walter pada judul.

Misal, semestinya judul berita sesuai PUEBI, "Link Live Streaming Barcelona Vs Juventus", menjadi "link live barcelona vs juventus".  Dengan judul ini, robot crawler google dengan mudah menemukannya sesuai keinginan Walter. 

Tetapi karena aturan penulisan judul tidak sesuai PUEBI, terpaksa kata "Link" sedikit dikorbankan. Sehingga menjadi "Link live streaming barcelona vs juventus". Dengan harapan mesin pencari mengabaikan huruf kapital pada kata "link", sehingga mudah ditemukan oleh Walter.

Ini hanya sedikit contoh kerumitan membuat judul SEO yang sesuai atau tak jauh-jauh amat berbeda dengan PUEBI.

Masalah berikutnya ada pada lead atau kepala berita atau paragraf pertama berita. Tak hanya PUEBI, di dalam lead terpaksa harus menerapkan kaidah SEO dan sedikit mengabaikan kaidah PUEBI atau bahkan rukun iman berita (5W1H).

Jika seharusnya pada lead berita sudah masuk seluruh rukun iman berita, karena tuntutan SEO dan mesin pencari, terpaksa beberapa elemen berita itu "dicicil" di paragraf-paragraf berikut.

Contohnya kembali ke kasus Walter.

Karena sudah menulis judul "Link live streaming barcelona vs juventus", dan kebutuhan SEO mengharuskan kalimat ini ada pada paragraf pertama, terpaksa di dalam berita dituliskan seperti berikut :

"Jakarta - Anda mencari link live streaming barcelona vs juventus, ini jawabannya. Anda bisa mengakses siaran langsung ini di situs youtube chanel bola."

Dari pargaraf di atas, kita bisa melihat bahwa, oke lah PUEBI tak terlalu meleset, tetapi dari kaidah penulisan berita, paragraf pertama tersebut lumayan kurang pada 5W1H-nya.

Yang ada hanya informasi soal "What/apa" = link live streaming barcelona vs juventus. Elemen lain seperti siapa "Who/siapa" dan seterusnya, tidak tercantum di dalam paragraf pertama itu. Padahal, berita yang idel, semua informasi 5W1H sudah masuk semua di lead berita.

Makanya rata-rata editor, "terpaksa" memasukkan sisa 5W1H itu ke paragraf-paragraf berikut sampai semua terpenuhi. 

Lihat, menarik bukan?

Ini baru sebatas paragraf awal. Kembali ke judul berita, ada juga aturan SEO yang agak rumit dan sedikit melenceng dari PUEBI. Misal dari penggunaan tanda baca.

Mencermati aturan SEO terbaru 2021, situs pencari mulai tidak suka dengan kalimat menggunakan tanda koma / " , ". Jika anda blogger dan menggunakan sistem manajemen konten seperti Wordpress, tentu sudah biasa menggunakan plugin Yoast SEO.

Dari sini kita bisa melihat score SEO artikel. Nah, kalau memasukkan judul yang menggunakan koma, biasanya langsung keluar tanda merah pada SEO. Itu artinya judul yang kita gunakan jelek dan rawan tak diindex situs pencari.

Padahal, kalimat tidak langsung, seringkali menggunakan koma sebagai tanda penghubung. 

Semisal harus menulis "Barcelona Vs Juventus, Ini Link Live Streaming-nya", terpaksa menulis kata langsung "Link live streaming barcelona vs juventus". Atau diakali dengan tanda baca titik dua " : ", menjadi "Barcelona vs juventus: ini link live streaming-nya". Atau menggunakan garis "-", "Barcelona vs juventus - ini link live streaming-nya".

Ini semua harus dilakukan demi memenuhi kaidah-kaidah SEO. 

Sampai hari ini, para editor dan SEO Master, selalu direpotkan dengan pemilihan judul yang sesuai kaidah SEO tetapi juga tak melanggar kaidah PUEBI. Untuk memilih satu judul artikel saja, bisa memakan waktu 10 sampai 30 menit. 

Belum lagi research keyword judul yang lumayan memakan waktu. Jadi, yah, biasalah! Menulis judul berita di media online tak semudah menulis judul berita di media cetak.

Ya, kah?

Baiklah. Karena penulis juga pernah menjadi jurnalis di media cetak, lumayan pahamlah membuat judul berita untuk koran. 

Yang paling penting itu adalah judul harus menarik dan memancing minat baca. Penulisan judul tinggal sesuaikan PUEBI. Pikir sebentar, dapat ide, tulis. Kelar.

Nah di media online tak segampang itu, kawan. Pikir sebentar, dapat ide, research keyword, rancang judul berita, rancang paragraf pertama, timbang-timbang SEO dengan PUEBI, rasanya pas, baru berita bisa diposting.

Lihat perbedaannya? Melelahkan!

Karena melelahkan itu, rata-rata media online berskala besar, biasanya menggunakan jasa SEO Master sebagai garda terdepan "pertempuran" di mesin pencari. Mereka sebagai pintu terakhir sebelum berita diposting. Juga sebagai prajurit yang selalu siap mempertahankan jika keyword-keyword itu "dicuri" oleh pesaing.

Melihat fakta-fakta di atas, bisa disimpulkan bahwa judul SEO kadang agak berlawanan dengan judul EYD/PUEBI. 

Ya, mau bagaimana lagi. Ini adalah tuntutan mesin pencari dan user mesin pencari. Jangan salahkan mesin pencari, salahkan user yang tak peduli dengan kaidah PUEBI sewaktu mengetik di mesin pencari. Hehehehe... emang begitu ya? Entahlah....

Btw, itu saja unek-unek hari ini. Selamat perang lagi kawan, Judul SEO Vs EYD.(***)

Monas Junior adalah nama pena dari Alpadli Monas. Jurnalis yang pernah menjadi Pemred harian pagi Jambi Independent (Group Jawa Pos) yang sampai hari ini masih belajar di media online Jambiseru.com.

Baca dari sumber langsung : "Opini Monas Junior : Judul SEO Versus EYD"


Artikel SERU lainnya :

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU

SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU   SERU