Sinopsis Film Raya and The Last Dragon, Petualangan Mencari Kepercayaan

 

Jambiflash.com - Disney kali ini kembali menghadirkan kisah petualangan seorang putri dengan suasana Asia Tenggara dalam film terbarunya yang berjudul “Raya and The Last Dragon”. Film yang telah tayang pada 3 Maret 2021 ini dikatakan sebagai warna baru dalam industri Hollywood karya Disney. 

Film animasi garapan sutradara Don Hall dan Carlos Lopez Estrada ini berkisah tentang perjalanan karakter Raya yang berusaha untuk menyatukan dan mendamaikan kembali dunia fiksi yang menjadi latar film tersebut, Kumandra.

Kumandra merupakan tempat manusia dan para naga yang memiliki kekuatan sihir hidup berdampingan dengan harmonis. Namun, tiba-tiba ada kekuatan jahat yang bisa menghancurkan dunia tersebut. Dengan kemampuan sihir, para naga berusaha untuk menyelamatkan seluruh dunia. Tetapi dari banyaknya naga yang ada, hanya satu yang bisa menjinakkan kekuatan tersebut. 

Baca juga : Buruan Nonton Film Shang-Chi di Disney Hotstar

Bukan merasa bersyukur, penduduk Kumandra justru saling terpecah belah untuk bisa merebutkan roh dari naga terakhir itu. Ini bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut.

500 tahun setelah perpecahan, Kumandra kembali harus berhadapan dengan kekuatan jahat. Raya tidak punya pilihan selain mencari dimana naga terakhir itu berada karena naga tersebut menyatukan dan menyelamatkan Kumandra kedua kalinya.

Namun, pertemuan Raya dan Sisu yang merupakan naga terakhir tersebut bukanlah satu-satunya kunci dari keselamatan dan persatuan dunia. Mereka harus menghadapi berbagai macam rintangan.

Meski banyak adegan yang menegangkan tetapi karakter Sisu mampu mencairkan suasana lewat kepribadiannya yang riang dan lucu serta celotehan candaannya yang menggelitik. Tidak hanya itu, Sisu juga banyak mengajarkan mengenai pentingnya rasa percaya dalam upayanya menyelamatkan dan menyatukan dunia kepada Raya.

Narasi dalam film ini menceritakan nilai rasa percaya antara sesama makhluk hidup. “Jangan percaya siapa pun” itulah pesan yang selalu Raya sampaikan pada Sisu sesaat sebelum melakukan sesuatu, namun selalu dibantah oleh Sisu dengan bijak. Raya pun perlahan mulai merasakan bahwa ada kekuatan dibalik rasa percaya pada orang lain. 

Inilah yang membuat film ini mampu mencapai happy ending dengan penuh makna. Anda akan diajak untuk melihat keajaiban dari kepercayaan pada orang lain yang terjalin dengan baik.

Tema dalam film sebenarnya tidaklah berat dan mirip dengan kehidupan namun masih banyak orang yang tidak menyadarinya. Satu kata “percaya” ternyata dapat menyatukan dan menyelamatkan dunia yang telah hancur beratus-ratus tahun sebelumnya. Film ini hampir sama dengan animasi How to Train Your Dragon yang diproduksi oleh Dreamworks tersebut. Hanya saja konflik film Raya lebih kepada masalah sosial. 

Kelebihan lainnya dari film ini adalah adanya unsur budaya Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Ketika menonton film ini, Anda akan merasakan suasana nyaman di rumah lewat alunan gamelan yang menjadi musik pengiring sepanjang film berdurasi nyaris 2 jam itu. Bahkan ada beberapa scene yang menampilkan makanan khas Indonesia seperti sate, terasi, hingga bubur udang.

Sutradara Don Hall dan Carlos Lopez Estrada pun berusaha menghadirkan visualisasi dunia Raya and The Last Dragon yang ciamik dengan tampilan Asia Tenggara yang seotentik mungkin.

Hal ini juga tidak lepas dari peran berbagai konsultan asal Asia, termasuk Indonesia. Film ini sukses menampilkan pemandangan Asia Tenggara seperti sawah, hutan tropis, istana-istana adat, hingga para penghuninya yang mengenakan pakaian khas Asia.

 Anda ketika menonton ini pasti akan merasakan kepuasan tersendiri dengan suasana khas ala Asia Tenggara.(**)