Mengenal Sosok Tubagus: Jejak Perjuangan yang Terjaga dalam Pergerakan Lingkungan

Jambiflash.com – Dalam lanskap pergerakan lingkungan hidup di Indonesia, nama Tubagus (Bagus) menjadi salah satu yang tak asing. Sosoknya dikenal memiliki jejak perjuangan yang panjang. Mulai dari akar relawan di tingkat daerah hingga posisi strategis di tingkat nasional.

Kisah Bagus adalah cerminan dari dedikasi, idealisme dan konsistensi yang mengakar.

Bacaan Lainnya

Dari Relawan hingga Walhi Sumsel

Perjalanan Bagus dimulai dari peran sebagai relawan di WALHI. Di sana, ia tidak hanya menjadi bagian dari gerakan, tetapi juga menjadi tulang punggung yang membantu WALHI dalam menjalankan misinya. Ia menganalisis permasalahan lingkungan yang kompleks di wilayah tersebut, mulai dari isu deforestasi, konflik lahan, hingga dampak industri ekstraktif yang mengancam kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

Analisisnya yang tajam dan pemahamannya yang mendalam tentang kondisi lokal menjadi modal berharga. Bagus kemudian membantu WALHI Sumsel dalam menyusun strategi advokasi dan kampanye yang efektif.

Bagus kemudian membantu isu kebakaran menjadi isu utama Walhi Sumsel. Tema yang menarik perhatian Pemerintah. Bersama-sama dengan Walhi Riau, Walhi Jambi, Walhi Kalbar, Walhi Kalteng dan Walhi Kalsel tema kebakaran kemudian menjadi perhatian nasional.

Keterlibatannya yang totalitas dan kemampuannya menggerakkan massa membuat nama Bagus mulai diperhitungkan dalam jejaring gerakan lingkungan. Ia bukan sekadar aktivis, tetapi juga seorang organisator yang mampu menerjemahkan isu-isu besar menjadi aksi nyata di lapangan.

Direktur Walhi Jakarta: Kampanye “Jakarta Bersih” yang Membooming

Puncak karier Bagus di tingkat daerah membawanya ke ibukota. Bagus dipercaya sebagai Direktur WALHI Jakarta.

Di bawah kepemimpinannya, WALHI Jakarta mencatatkan salah satu kampanye paling ikonik dan berhasil, yaitu kampanye “Jakarta Bersih”. Namun kampanye ini tidak hanya berfokus pada kebersihan fisik melainkan menyentuh masalah yang lebih dalam dan struktural. Isu utama yang diangkat adalah polusi udara sebagai isu hak asasi fundamental.

Bagus dan timnya merancang strategi kampanye yang cerdas, tidak hanya mengkritik kebijakan pemerintah tetapi juga menawarkan solusi konkret.

WALHI Jakarta dan Koalisi Ibukota secara tegas menuntut pertanggungjawaban pemerintah atas buruknya kualitas udara di ibu kota. Tema polusi tidak hanya berasal dari kendaraan bermotor, tetapi juga dari sumber industri dan kelalaian pemerintah dalam pengawasan.

Kampanye ini juga mengkritik kebijakan pemerintah yang dianggap kurang pro-lingkungan yang menyebabkan masalah seperti banjir dan krisis air.

Puncak dari perjuangan ini adalah ketika Koalisi Ibukota dengan dukungan 32 warga mengajukan gugatan Citizen Lawsuit (CLS). Gugatan ini menuntut pertanggungjawaban pejabat negara termasuk Presiden dan Gubernur DKI Jakarta, karena lalai memberikan hak warga atas lingkungan yang sehat.

Gugatan ini berhasil dimenangkan oleh para penggugat di tiga tingkat peradilan. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (2021), Pengadilan Tinggi Jakarta (2022) dan Mahkamah Agung (2023). Kemenangan ini menjadi tonggak sejarah yang membuktikan warga memiliki hak untuk menuntut pemerintah ketika hak-hak lingkungan mereka diabaikan.

Masuk ke Eknas dan Jejak Konsistensi

Setelah sukses di Jakarta, Bagus melangkah ke tingkat yang lebih tinggi. Eksekutif Nasional (Eknas) WALHI.

Perpindahan ini menunjukkan pengakuan terhadap kapasitasnya sebagai pemimpin yang visioner dan pejuang yang konsisten. Bagus membawa pengalaman dan semangatnya dalam menggerakkan isu-isu lingkungan di tingkat nasional.

Dengan jam terbang dan jejaknya yang jelas dari Relawan hingga mampu menaikkan tema Walhi Jakarta hingga ke masuk ke jajaran Eknas Walhi menyebabkan Bagus harus diperhitungkan.

Namun menurut Achmad Subhan, Direktur Yayasan Keadilan Rakyat (YKR), posisi dan jabatan tidak pernah mengubah Bagus.

“Ketika menjadi Direktur Walhi Jakarta, ruangannya mau ditempati ketika saya tidur. Dia tidak mau membangunkan saya. Bahkan dia pindah rapat… agar tidak membangunkan saya,” ujar Achmad Subhan sambil tersenyum. Mengisahkan sebuah momen yang menunjukkan kerendahan hati Bagus.

Kisah tersebut menggambarkan Bagus masih memegang teguh nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas. Seorang direktur yang memiliki jabatan tinggi namun tetap menghormati ruang istirahat rekannya adalah bukti nyata dari karakter yang tak berubah.

Achmad Subhan melanjutkan, “Dia tidak berubah sejak saya kenal dahulu… Datang ke kantor YKR malah masih mau tidur di kantor… Idak berubah nian. Padahal dengan posisi yang dipuncak, bisa saja dia memilih tidur di hotel”. Pernyataan ini menegaskan, kesuksesan dan posisi strategis tidak pernah melunturkan kesederhanaan Bagus.

Kebiasaan lamanya tidur di kantor menjadi bagian dari rutinitas perjuangan tetap ia pertahankan. Hal ini menunjukkan bahwa Bagus tidak pernah merasa “lebih” dari rekan-rekan seperjuangannya.

Sifat-sifat inilah yang membuat Achmad Subhan yakin untuk tetap mendukung Bagus. “Itu yang menjadi saya tetap semangat memilihnya,” katanya menutup pembicaraan.

Kata-kata ini bukan hanya dukungan, tetapi pengakuan tulus atas integritas dan konsistensi Bagus. Dalam dunia yang serba cepat berubah dan penuh kepentingan sosok seperti Bagus yang tetap teguh pada nilai-nilai dasarnya menjadi harapan dan inspirasi.

Ia adalah bukti bahwa perjuangan sejati lahir dari konsistensi. Bukan dari popularitas atau jabatan.

Pos terkait